
Jakarta – Catur memang sebuah permainan strategi yang penuh makan filosofi di dalamnya. Filosofi inilah yang digenggam teguh Nur Hidayati Septi Rofiko untuk menjadi wisudawan terbaik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Periode ke-116.
“Dari papan catur, saya belajar strategi, kesabaran, dan keberanian mengambil langkah,” tuturnya dikutip dari laman resmi Unesa, Kamis (16/10/2025).
Anak Buruh Tani Jadi Wisudawan Terbaik Unesa
Sosok yang akrab dipanggil Septi itu lahir dari keluarga yang hidup sederhana, ayahnya seorang buruh tani dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Meski sederhana, hal ini tidak dipandang Septi sebagai keterbatasan atau penghalang.
Kondisi ini, justru menjadi pembelajaran yang paling berharga tentang kesabaran dan konsistensi. Sebelum berkuliah, Septi bercerita dirinya adalah pribadi yang pemalu dan penakut.
Namun, usai diterima menjadi keluarga besar program studi (prodi) Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Unesa, ia berusaha keluar dari zona nyaman. Septi mencoba aktif dalam organisasi, seperti Ikatan Mahasiswa Jombang (IMJ) Unesa, Civic Study Club (CSC), hingga Percasi Kabupaten Jombang.
Pengalaman ini kemudian mengubah dirinya untuk berani tampil di depan publik. Bahkan kini, Septi berani untuk memimpin hingga mengambil keputusan.
“Hidup selalu menuntut kita keluar dari zona nyaman. Justru dari tantangan itu, kita menemukan versi terbaik diri kita,” ungkapnya.
Tidak hanya pengalaman organisasi, Septi juga memiliki prestasi nonakademik. Ia pernah meraih Juara II Lomba Poster dalam ajang Civic Education Fair (CEF) 2022.
Tentang catur, Septi mengaku sangat cinta dengan dunia olahraga tersebut. Berangkat dari hal ini, ia terkenal sebagai pengajar catur di ekstrakurikuler sekolah hingga les privat.
Setelah perjalanan kuliah yang panjang, perjuangan Septi dibayar tuntas dengan predikat Wisudawan Terbaik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) dengan IPK 3,89, predikat Pujian (Cum Laude).
Kembali mengacu pada dunia catur, Septi mengaku kunci keberhasilannya sebagai wisudawan terbaik adalah konsisten menjalani segala hal. Selain itu, menurutnya hidup juga perlu perencanaan yang matang.
Septi memilih jalan itu, ia melangkah dengan doa kedua orang tuanya, konsisten, dan berani mengambil semua peluang. Tak perlu langsung hebat, ia terus bangkit dari keterpurukan dan melanjutkan langkah.
“Harus berani jatuh, bangkit, dan melanjutkan langkah,” tegas Septi.
Teliti Partisipasi Politik Perempuan
Filosofi dunia catur juga dituangkan Septi pada tugas akhir skripsinya. Diketahui ia menulis terkait peran krusian perempuan dalam dunia politik lokal berjudul “Partisipasi Warga Negara: Studi Motivasi Anggota PTPS Perempuan Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang pada Pemilu 2024”.
Skripsi ini hadir usai Septi terjun langsung sebagai sebagai Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS). Ia menyaksikan bagaimana perempuan tidak sekadar hadir, tetapi memberikan kontribusi nyata dalam mengawal jalannya demokrasi di tingkat akar rumput.
“Bagi saya, partisipasi itu bukan hanya soal hadir menjalankan tugas, tapi juga cermin tanggung jawab dan keberanian perempuan dalam memperkuat demokrasi lokal,” katanya.
Skripsi ini mengantarkan Septi lulus dari Unesa dengan predikat istimewa. Unesa mengapresiasi penuh kisah perjuangan Septi.
Menurut Unesa kisah Septi meninggalkan pesan yang sederhana tetapi kuat. Di mana, setiap orang, dari latar belakang apa pun, bisa menulis kisah kemenangannya sendiri.