SUPERBALL.ID – Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) disebut-sebut seharusnya tidak mendapat sanksi dari FIFA andai mengikuti cara main PSSI.
FIFA Menjatuhkan hukuman berupa denda kepada FAM terkait naturalisasi pemain.
Induk sepak bola Negeri Jiran itu diharuskan membayar denda senilai Rp7,3 miliar.
Denda itu diberikan karena FAM mengajukan dokumen naturalisasi tujuh pemain Timnas Malaysia yang telah dimanipulasi.
Nama-nama pemain yang bermasalah adalah Joao Figueiredo, Jon Irazabal, Imanol Machuca, Facundo Garces, Gabriel Palmero, Rodrigo Holgado, dan Hector Hevel.
Pemain-pemain itu juga mendapat sanksi berupa denda dan larangan bertanding selama 12 bulan.
Ini adalah hukuman bagi FAM yang sejak awal melakukan naturalisasi ketujuh pemain tersebut tanpa adanya transparansi publik.
Sehingga, masyarakat tidak bisa melakukan pengecekan ulang terkait asal-usul para pemain tersebut.
Ketika mereka datang ke Tanah Melayu, banyak yang meragukan asal-usul Garces dkk.
Sebab, mayoritas mereka berasal dari negara-negara Amerika Latin.
Agak sulit andai mencari darah Melayu di kawasan tersebut.
Lagi pula, Malaysia tidak punya sejarah historis dengan negara-negara Amerika Latin seperti Argentina atau Brasil.
Jadi, ini menimbulkan kecurigaan dari para penggemar sepak bola Malaysia dan Asia Tenggara.
Kasus ini juga dikulik habis-habisan oleh salah satu jurnalis senior Negeri Jiran, yakni Avineshwaran Taharumalengam.
Melansir dari The Star, Avineshwaran mengatakan bahwa ini adalah kasus yang sangat serius.
Hal itu dikarenakan kasus ini bersangkutan dengan marwah negara.
“Ini bukan tentang hasil yang buruk atau kampanye yang gagal lagi,” kata Avineshwaran Taharumalengam, dikutip SuperBall.id dari The Star.
“Ini sesuatu yang jauh lebih serius,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sejatinya FAM bisa saja lepas dari jeratan sanksi FIFA.
Keadaan bisa menjadi seperti itu andai mereka mengikuti cara main PSSI.
Seperti diketahui, PSSI memiliki dokumen yang jelas ketika akan menaturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia.
Bahkan, dalam kasus beberapa pemain, PSSI menyediakan foto kakek, nenek, ayah, atau ibu sang pemain yang merupakan orang Indonesia di zaman dahulu.
Dokumentasi itu juga diumbar untuk umum agar masyarakat tahu bahwa pemerintah dan PSSI tidak melakukan naturalisasi secara ugal-ugalan.
Bagi Avineshwaran, cara seperti itulah yang akan membuahkan hasil bagus.
“Tentu saja, pemain naturalisasi dan keturunan merupakan bagian dari sepak bola modern.”
“Tetapi, harus dilakukan secara transparan dan sah, seperti di negara lain seperti Indonesia.”
“Garis keturunan para pemain terdokumentasi dengan jelas.”
“Upaya seperti itu akan membuahkan hasil (baik),” pungkasnya