Jakarta – Penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 2026 meluas tidak hanya siswa sekolah. Guru hingga tenaga kependidikan (Tendik) pun akan dapat jatah MBG.
“Usulan pemberian MBG bagi guru sekolah dan relawan posyandu mendapat jatah makan bergizi gratis telah disetujui Presiden Prabowo Subianto,” demikian diungkapkan Sekretaris Badan Gizi Nasional (BGN) Sarwono dikutip dari Kantor Berita Antara, Minggu (14/9/2025)

Tak cuma guru, tenaga kependidikan juga akan mendapatkan jatah MBG. Hal ini diungkapkan juru bicara BGN Redy Hendra.

“Betul, guru dan tenaga pendidik (dapat program makan bergizi gratis), arahan Presiden,” kata Redy, kepada wartawan, dilansir dari detikNews, Senin (15/9/2025).

Faktornya adalah pertimbangan sosial. Meski demikian, Redy belum mengungkapkan detail waktu kapan guru dan tendik mulai mendapat jatah MBG.

Penambahan penerima manfaat dalam hal ini guru, tendik dan relawan posyandu seiring dengan peningkatan anggaran BGN pada Rancangan Alokasi Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Peningkatan ini disebut Sarwono mencapai tiga kali lipat dengan total mencapai sebesar Rp 268 triliun.

Pagu Anggaran Resmi BGN Rp268 T Bukan Rp335 T
Sebelumnya dari arsip detikEdu, alokasi anggaran MBG tahun 2026 dari Nota Keuangan mencapai Rp335 triliun. Menurut Kepala BGN Dadan Hindayana, dilansir dari laman Indonesia.go.id pagu anggaran yang diterima BGN adalah Rp268 triliun. Lantas ke mana yang Rp67 triliun?

“Dengan total anggaran 2006 untuk BGN sebesar Rp268 triliun jadi kalau di nota keuangan kemarin disampaikan Rp335 triliun maka yang Rp67 triliun masuk dalam kategori stand by karena pagu anggaran yang resmi kami terima adalah Rp268 triliun,” katanya.

Jadi, Rp67 triliun adalah anggaran cadangan. Terkait tahun anggaran 2026, BGN telah menerima Surat Bersama Pagu Anggaran dari Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas pada 3 Juli 2025. Dari pagu indikatif awal Rp217 triliun, kini resmi ditetapkan sebesar Rp268 triliun, dengan tambahan Rp50 triliun.

“Ini kemajuan yang kami peroleh awalnya kami mendapatkan pagu indikatif Rp217 triliun, dengan keluarnya pagu anggaran akan ada tambahan Rp50 triliun sehingga anggaran yang kami terima kurang lebih Rp268 triliun,” sambung Dadan.

Anggaran ini bersumber dari tiga sektor, yakni:

1. Pendidikan: Rp233 triliun atau 83,4%

2. Kesehatan: Rp24,7 triliun atau 9,2%

3. Ekonomi: Rp19,7 triliun atau 7,4%

Dari total seluruh anggaran tersebut, BGN akan menggunakannya untuk:

1. MBG untuk anak sekolah: Rp34 triliun.

2. MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita: Rp3,1 triliun.

3. Belanja pegawai: Rp3,9 triliun

4. Digitalisasi: Rp3,1 triliun.

5. Pemantauan dan pengawasan: Rp700 miliar.

6. Penyediaan dan penyaluran pelatihan tenaga gizi: Rp3,8 triliun.